Jumat, 26 Juli 2013

Cara Mudah Membuat Foto Berdimensi


http://images.detik.com/content/2013/05/06/1279/dsc_6271dalem.jpgPencahayaan di dalam gua Sungsot, Vietnam ini bertujuan untuk menguatkan kesan dimensi (dok. Enche Tjin)
Fotografi adalah medium yang berbentuk dua dimensi karena hanya memiliki dimensi panjang dan lebar saja. Tapi dunia yang ditangkap oleh kamera berbentuk tiga dimensi, yaitu memiliki panjang, lebar dan kedalaman.

Untuk membuat kesan tiga dimensi pada foto, kita dapat menggunakan beberapa teknik fotografi.

Bukaan Lensa

Pertama adalah dengan mengunakan pengaturan bukaan/diafragma lensa yang besar. Tujuannya adalah untuk menyempitkan ruang tajam.

Akibatnya bagian yang tidak fokus pada foto akan perlahan-lahan menjadi kabur seiring dengan jaraknya menjauh dari titik fokus. Transisi dari bidang yang tajam/fokus dengan yang blur membuat kesan tiga dimensi.

Batasan pengaturan lensa ini sangat tergantung kepada lensa yang terpasang. Lensa standar zoom 18-55mm, biasanya hanya memiliki batasan bukaan yang tidak terlalu besar.

Untuk memaksimalkan teknik ini, dibutuhkan lensa dengan bukaan yang lebih besar, terutama lensa yang dapat membuka sampai f/1.4, f/1.8 atau setidaknya f/2.8. Semakin kecil angka f-nya, semakin besar bukaannya.


Lensa Lebar 
Lensa lebar adalah lensa berjarak fokus kurang lebih 16-35mm di kamera full frame atau 10-24mm di kamera bersensor APS-C (sebagian besar kamera DSLR yang tersedia di pasar). Lensa lebar memiliki sifat membesarkan apa yang dekat dan menjauhkan apa yang jauh.

Akibatnya adalah pemandangan terlihat lebih tiga dimensi. Sebaliknya jika mengunakan lensa telefoto, pemandangan yang terbentuk akan terkesan dua dimensi, karena sifat lensa telefoto adalah menjauhkan apa yang dekat dan mendekatkan apa yang jauh.



(Lensa lebar (17mm) digunakan untuk memberikan kesan dimensi. Perahu yang dekat berukuran besar, dan semakin jauh semakin kecil)



Lighting

Arah cahaya sangat menentukan bagaimana bentuk subjek dalam foto. Untuk membuat kesan tiga dimensi, saya akan mengarahkan cahaya dari samping subjek foto.

Jika saya mengunakan cahaya dari depan, maka cahaya akan menerangi bagian depan subjek akibatnya, foto terkesan datar, dua dimensi.

Sebagai latihan coba siapkan sebuah subjek yang berbentuk bulat, contohnya jeruk. Lalu sinari jeruk tersebut dengan lampu dan cobalah untuk memindahkan lampu itu mengelilingi jeruk tersebut sambil mengamati secara seksama perubahan bentuk jeruk yang timbul karena cahaya dan bayangannya.

Ketika posisi lampu berada di samping subjek, kita mendapatkan bentuk tiga dimensi. Sedangkan jika kita menyinari jeruk dari depan, semua bagian jeruk akan terang secara merata tapi bentuknya datar.

Bayangan bukan sesuatu yang harus dilenyapkan di dalam foto karena bayangan memberikan kesan kedalaman, suatu dimensi yang penting dalam membuat foto berkesan tiga dimensi.

Di alam bebas, kita tidak dapat mengatur pencahayaan. Tapi kita dapat menunggu sampai arah sinar matahari berada agak turun, seperti di pagi hari atau sore hari. Sedangkan di dalam ruangan/studio, kita bisa bebas menentukan arah lampu.

Foreground

Untuk memberikan kesan yang lebih berdimensi lagi, terutama saat memotret pemandangan, carilah sesuatu di depan pemandangan, contohnya batu-batuan, pohon, dedaunan, batang kayu dan lain-lain.

Dengan memasukkan latar depan, kita dapat memberikan kesan dimensi. Saat mencari foreground, kita harus berhati-hati karena tidak semua foreground itu bagus dan sesuai untuk pemandangan yang ada.

Jika foreground yang ada di sekitar lokasi tidak mendukung misalnya kurang bagus atau tidak cocok, sebaiknya tidak memaksakan untuk memasukkan elemen ini.

Kombinasi dari ke semua teknik di atas akan memberikan foto terkesan lebih tiga dimensi dan lebih nyata sesuai dengan bagaimana mata manusia memandang dunia.

Tidak semua foto yang bagus terlihat tiga dimensi, namun, artikel ini dapat membantu jika Anda ingin mengoptimalkan teknik dan pengaturan untuk mendapatkan hasil tiga dimensi yang maksimal.




sumber : detik.com

TIPS MEMOTRET DENGAN PENCAHAYAAN YANG MINIM

TIPS MEMOTRET DENGAN PENCAHAYAAN YANG MINIM

Kebanyakan alasan orang-orang membeli kamera DSLR karena ingin kualitas fotonya meningkat terutama di kondisi cahaya yang gelap. Kamera DSLR memiliki sensor gambar yang jauh lebih besar dari kamera compact sehingga potensi mendapatkan hasil foto yang bagus jelas lebih besar.

Tapi jika tidak bisa menyetting dan mengunakannya dengan baik, maka hasil foto dengan kamera DSLR tidak akan maksimal juga. Di artikel ini saya akan berbagi beberapa tips saat memotret di kondisi cahaya yang cukup gelap, misalnya di dalam ruangan atau saat malam hari.

1. Gunakan ISO tinggi - Saat memotret di kondisi cahaya gelap dan dengan kamera dalam genggaman, sebaiknya mengunakan ISO tinggi sekitar ISO 800-6400 (tergantung tingkat cahaya yang ada).

ISO tinggi akan membuat kualitas foto menjadi kurang baik, tapi jika kondisi cahaya sangat gelap dan kita tidak memiliki alat bantu seperti tripod atau flash, maka satu-satunya cara supaya foto tidak gelap/tidak tajam adalah mengunakan ISO tinggi.


2. Mode Aperture Priority (A atau Av) - Mode kamera yang saya andalkan adalah mode A / Av. Mode ini cukup handal untuk berbagai kondisi, termasuk kondisi cahaya gelap.

Jika Anda cukup berpengalaman, mode Manual (M) juga cukup bagus. Mode A ini cukup praktis. Saat memotret di kondisi cahaya gelap, putar nilai bukaan ke angka yang kecil misalnya f/3.5 atau lebih kecil lagi.

Semakin kecil angkanya, semakin besar bukaan lensanya. Nilai bukaan ini tergantung lensa yang terpasang. Ada lensa yang bisa membuka sampai f/1.4 tapi kebanyakan lensa zoom maksimal bukaannya sekitar f/3.5, f/4 atau f/5.6.

Bukaan ibaratnya adalah jendela dalam ruangan. Semakin besar jendelanya, semakin terang ruangannya. Saat kondisi cahaya gelap, dibutuhkan bukaan yang besar. 


3. Pakai lensa berbukaan besar - Menyambung dari tips di atas, lensa bukaan besar menguntungkan di kondisi cahaya gelap. Dengan lensa berbukaan besar, seperti 35mm f/1.8 atau 50mm f/1.8, kita dapat memasukkan banyak cahaya ke dalam kamera.

Saat menggunakan bukaan yang sangat besar, ISO tidak perlu terlalu tinggi, ISO 400-1600 biasanya sudah cukup. Efek lain dari bukaan besar yaitu latar belakang yang tidak fokus akan terlihat blur, sementara subjek yang difokus akan tajam. Ideal untuk portrait orang/model.

4. Continuous drive - Memotret berturut-turut dapat membantu dalam kondisi cahaya gelap. Tujuannya adalah untuk mendapatkan satu foto yang tajam. Cara mengaktifkan foto berturut-turut adalah di menu drive mode.

Pilih simbol kotak-kotak berlapis, lalu saat mengambil foto. Tahanlah tombol shutter/jepret dan kamera akan mengambil foto berturut-turut. Pilihlah foto yang terbaik dari beberapa foto yang telah dibuat.

5. Perhatikan arah cahaya yang jatuh ke subjek foto - Amati jatuhnya cahaya ke subjek. Misalnya saat memotret orang, amati apakah cahaya yang jatuh ke wajah cukup merata? atau wajahnya tertutup bayangan?

Jika memungkinkan, komunikasikan kepada subjek tersebut untuk menoleh ke arah cahaya.

6. Tunggu momen yang tepat - Jika subjek tidak bisa diatur, maka tunggulah saat yang tepat untuk memotret. Saat fashion show misalnya, ada waktu 1-2 detik saat subjek berpose dan diam. Saat itu adalah saat yang tepat untuk memotret.

7. Mantapkan genggaman - Saat memotret di kondisi cahaya yang sangat gelap, biasanya shutter speed menjadi cukup lambat. Saat tersebut, kita harus mantapkan genggaman kamera dan latihan pernafasan yang baik.

Tahan nafas dan hembuskan nafas perlahan saat menekan tombol shutter dengan lembut. Mantapkan posisi tubuh dan jangan sampai kamera bergetar saat kita menekan tombol shutter.

8. Efek gerakan - Kita bisa membuat efek orang yang bergerak dengan memasukkan elemen motion blur. Caranya yaitu mengunakan shutter speed yang agak lambat kemudian sedikit panning (menggerakkan kamera) sehingga subjek foto dan latar belakang sedikit blur. Efek gerakan ini kadang berhasil, kadang gagal karena terlalu blur/goyang.

9. Gunakan tripod - Tripod ideal untuk pemotretan subjek yang tidak bergerak di malam hari, contohnya seperti foto pemandangan alam, kota, langit atau di dalam ruangan. Dengan mengunakan tripod, kita tidak kuatir shutter speed lambat menyebabkan foto blur.

Kita juga bisa mengunakan ISO terkecil (100/200) untuk mendapatkan hasil foto dengan kualitas yang maksimal. Tripod tidak akan membantu saat memotret subjek yang bergerak misalnya foto manusia atau satwa.

10. Gunakan flash/lampu kilat - Jika cahaya yang menyinari subjek tidak bagus (gelap, merata, warnanya tidak cocok). Maka solusinya adalah dengan mengunakan flash. Di kamera DSLR biasanya sudah ada lampu kilat yang terpasang (Built-in flash).

Flash ini bisa membantu menerangi subjek, tetapi biasanya hasilnya keras dan menghilangkan dimensi subjek. Saya menyarankan mengunakan flash eksternal (speedlight). Jika memotret di dalam ruangan, arahkan flash ke atas langit-langit sehingga dapat cahaya akan dipantulkan kembali ke subjek.

Hasilnya adalah cahaya yang lebih lembut dan merata, dimensi subjek juga terlihat lebih nyata dan alami. Pastikan langit-langit tidak terlalu tinggi atau memiliki warna yang tidak cocok, karena cahaya yang dipantulkan akan memiliki warna sesuai dengan warna langit-langit.




sumber : detik.com

Rabu, 24 Juli 2013

FAKTA-FAKTA UNIK KERETA API


  • Kereta api pertama kali ditemukan oleh Richard Trevitick juga merupakan satu-satunya Mesin uap bisa berjalan dan menyebutnya Lokomotif pertama.
  • Kereta api diilhami dari seekor ular karena bentuk kereta api persis dengan seekor ular karena gerbongnya menghubungkan gerbong lain sehingga memanjang seperti ular.
  • Kereta api satu-satunya kendaraan yang tidak memiliki setir seperti halnya Mobil, bus, truk, sepeda motor, kapal dan pesawat terbang, jadi kereta api bisa berjalan melalui jalur rel.
  • Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA didesa Kemijen Jum'at tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh "Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij" (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada Hari Sabtu, 10 Agustus 1867.
  • Klakson pada kereta api lebih keras dalam frek. 400 – 700 HzV daripada Truk maupun Bus, jadi dari jauh (Sekitar 5 kilometer) terdengar suara kereta api tersebut.
  • Tahukah anda, kalau kereta api bisa maju dan mundur, jadi jika perjalanan pulang sebenarnya kereta api pada bagian lokomotif sebenarnya bergerak mundur karena bagian arah kepala berlawanan yaitu lokomotif bagian belakang, sedangkan masinis menghadap bagian depan.



  • Bagian paling keras pada setiap kereta api sebenarnya adalah bagian Lokomotif daripada gerbongnya. Jadi pada saat terjadinya tabrakan dengan Kendaraan truk dan bus, buktinya bagian lokomotifnya tidak remuk tapi bus maupun truk malah hancur deh. Tapi kalau tabrakan sesama kereta api sudah pasti kedua-duanya hancur.




  • Satu lokomotif kereta api bisa mengangkut lebih dari 30 buah gerbong.
  • Jika ada simpangan rel kereta api hanya petugas stasiun kereta api yang mengatur jalur rel dengan menarik tuasnya.



  • Untuk kereta api listrik, kereta api ini memiliki dua lokomotif, yaitu bagian depan dan belakang.
  • Pada setiap kereta api khusus diesel, bagian gerbong yang paling ujung atau bagian belakang bukan hanya untuk menyimpan barang besar sebagai gudang, tetapi sebenarnya adalah Genset kereta api jika pada saat malam hari genset ini bisa menyalakan listrik pada setiap gerbong penumpang (Kelas bisnis, ekonomi, eksekutif) meski tanpa lokomotif. Jadi tahukah anda kalau kereta api diesel ini persis dengan sejenis ular derik karena pada bagian belakang gerbong mirip dengan ekor ular derik yang bisa mengeluarkan suara, sehingga gerbong belakang ini menimbulkan suara mesin.
  • Bagian lokomotif pada kereta api peluru seperti Shinkansen yang pada bagian ujung yang lancip seperti paruh burung, hal ini disengajakan supaya kereta api ini melaju lebih cepat daripada kereta api yang ujungnya tumpul ...



  • Untuk kereta api uap, pada saat menanjak pada bukit, bagian lokomotif harus dilepaskan dan pindah kebelakang gerbong untuk mendorong gerbong kereta agar pada saat menanjak akan mudah menaiki ke atas bukit. Kalau tidak,kereta bisa tidak kuat/merosot ke bawah.
  • Perbedaan kereta api di Indonesia dan negara-negara Eropa

    Kereta menjadi opsi transportasi favorit di Indonesia dan aneka negara di Eropa.Tapi,ada beberapa perbedaan yang menonjol di bidang perkereta apian antara Indonesia dan negara-negara Eropa.Berikut ini adalah 5 di antaranya : 

    1. Ketepatan waktu

    Eropa sudah memulai perjalanan kereta sejak Revolusi Industri dan terus berlangsung sampai sekarang. Satu hal yang menjadi standar kualitas perjalanan kereta di berbagai negara di Eropa adalah ketepatan waktu. Jangan coba-coba datang terlambat ke stasiun kereta saat traveling di Eropa. Kereta datang dan pergi sesuai jamnya.

    Begitu pintu kereta ditutup, jangan harap masinis akan membukakan pintu lagi untuk Anda, karena mereka harus mengejar jadwal. Anda akan langsung di tinggal oleh sang masinisnya jika anda tidak tepat waktu.

    2. Konektivitas

    Eropa sebenarnya adalah kumpulan negara-negara yang tidak terlalu besar. Lambat laun, jaringan kereta api terhubung antar kota dan antar negara. Konektivitas jaringan kereta di Eropa memudahkan traveler untuk wara-wiri dengan kereta bahkan lintas negara. Traveler dari luar Eropa sudah tidak diperiksa lagi paspornya, karena biasanya datang dengan visa Schengen yang artinya bisa lintas negara Uni Eropa, kecuali saat naik kereta ke Swiss.

    Dari manapun di Eropa, Anda bisa membeli tiket kemana saja, baik booking online, lewat mesin vending tiket atau membeli langsung di loket. Namun siap-siap, pada prakteknya mungkin Anda akan bergonta-ganti kereta untuk sampai ke kota tujuan. Verbindung, begitu orang Jerman menyebut sistem koneksi kereta mereka. 
    Begini perbandingannya dengan Indonesia:

    Jika ngin naik kereta dari Bogor ke Yogyakarta, yang traveler lakukan adalah membeli tiket KRL Bogor-Jakarta. Dari Stasiun Gambir Jakarta, Anda berganti kereta dan membeli tiket kereta misalnya Taksaka Gambir-Yogyakarta. Di Eropa, stasiun keberangkatan Anda sudah menjual tiket sampai ke kota tujuan sekaligus.

    Anda cukup membayar 1 kali saja, nanti pada tiket terlihat Anda harus bergonta-ganti kereta berapa kali untuk sampai ke kota tujuan. 

    3. Tempat duduk

    Di Indonesia, penumpang duduk sesuai kelas dan nomor tiketnya. Untuk kereta jarak jauh di Eropa, penumpang naik sesuai kelasnya, namun bisa duduk dimana saja di dalam gerbong tersebut. Tapi traveler bisa memesan nomor tempat duduk, dan terkadang dengan biaya tambahan, misalnya saja di kereta peluru TGV atau ICE. Jika lampu nomor tempat duduk menyala, itu artinya tempat duduk itu sudah dipesan penumpang. Anda harus mencari tempat duduk lainnya yang masih kosong.

    Untuk kereta komuter antar kota, naik juga sesuai dengan kelasnya dan duduk dimana saja. Tapi perhatikan, biasanya ada tempat duduk prioritas untuk ibu hamil atau dengan anak kecil, manula, membawa anjing, pesepeda dan orang cacat. Tempat duduk prioritas ini juga ada di kereta komuter dalam kota, dan kereta bawah tanah (subway).

    4. Membeli tiket

    Untuk yang satu ini, Indonesia sudah setara dengan Eropa. Tiket kereta bisa dibeli sejak H-90. Di Indonesia, tiket kereta bisa dibeli di minimarket, travel agent, atau di stasiun. Di Eropa, tiket kereta bisa dibeli online seperti tiket pesawat, lewat mesin vending ticket atau di loket stasiun.

    Perbedaan yang lain di Eropa, tiket pada H-90 dijual dengan harga promo. Harganya akan semakin mahal mendekati hari keberangkatan. Di Indonesia tiket H-90 dijual dengan harga yang sama dengan membeli pada hari H, bedanya masih kebagian tiket atau tidak.

    Saat pemeriksaan tiket, kondektur kereta akan memindai barcode pada tiket. Jika tiket dibeli dengan kartu kredit, bawalah kartu kredit itu dalam perjalanan Anda karena kondektur juga akan menanyakannya.

    5. Fasilitas

    Untuk fasilitas,kereta api di Indonesia tertinggal jauh jika di bandingkan dengan Eropa. Indonesia memang perlu belajar dengan Eropa. Contohnya : Kereta makan, itu sih biasa. Kereta Eropa dilengkapi dengan bar. Sementara kereta malam dilengkapi dengan gerbong tempat tidur. Toilet bersih ala toilet pesawat, menjadi standar toilet kereta di Eropa.

    Kereta peluru Thalys Belgia dan TGV Prancis memiliki Wifi. Kereta peluru ICE Jerman punya tempat bermain anak-anak. Ruang bordes biasanya punya rak-rak untuk koper besar, kereta bayi dan barang-barang besar lainnya.




    Cukup sekian postingan saya kali ini
    TERIMAKASIH....!!!!!